Beranda Mengenal Toxic Positivity, Apakah Selalu Berdampak Baik?
ADVERTISEMENT

Mengenal Toxic Positivity, Apakah Selalu Berdampak Baik?

1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Mengenal Toxic Positivity, Apakah Selalu Berdampak Baik? (Source:Freepik)

Toxic positivity adalah tekanan untuk selalu terlihat bahagia, sukses, dan sempurna, meskipun kenyataan hidup jauh dari itu. Fenomena ini ternyata berdampak buruk bagi para generasi. 

Media sosial menjadi bagian penting di era sekarang. Di zaman ini, kehidupan sehari-hari nampaknya selalu orang share di media sosial, entah instagram, tiktok, facebook, atau media sosial lainnya. Platform tersebut menjadi tempat berbagi kegiatan dan membangun identitas diri. 

Namun sayangnya, media sosial juga yang mendatangkan fenomena yaitu Toxic positivity. Tekanan yang mengharuskan seseorang terlihat bahagia, sempurna, meskipun kenyataannya terbalik dari itu. 

Meskipun berupa sikap yang mendorong seseorang untuk tetap berpositif dalam situasi, namun fenomena tersebut tidak sangat baik bagi kesehatan mental. Saat situasi sedang sulit atau menyaitkan seseorang harus tetap bersikap tegar, dan bahagia dimana itu  berbanding terbalik dengan perasaannya yang dialaminya saat itu. 

Baca juga: 5 Motif Batik Khas Jawa Barat dan Filosofi Dibaliknya

Seperti misal, ketika kamu merasa sedih, lalu di media sosial kamu menemukan adanya postingan yang mengatakan “Kamu harus tetap kuat! Jangan sedih terus dong, banyak orang di luar sana yang lebih menderita". Meskipun niat tersebut baik, namun ucapan seperti ini malah membuat kamu merasa bersalah karena memiliki emosi negatif.

Seperti dilansir dari Kumparan, Menurut Quintero dan Long (2019), toxic positivity adalah fokus berlebihan pada hal-hal positif sambil mengabaikan atau menolak emosi negatif. Padahal perasaan sedih, kecewa, marah itu bukan sesuatu yang salah. Itu adalah bagian dari emosi dan perasaan alami yang ada pada diri seseorang yang seharusnya diterima. 

Jadi, Toxic positiviy tidak selamanya baik bagi seseorang. Karena itu akan mempengaruhi kondisi mental, apalagi jika terus menurus termakan omongan yang tidak baik sehingga memicu perasaan tidak bahagia secara nyata. 

Dampak Buruk Toxic Positivity 

1. Merasa Terisolasi 

Media sosial akan menjadi teman bagi seseorang di zaman sekarang. Ketika kamu berpura pura kuat atau bahagia di media sosial justru akan membuat semakin jauh dari orang sekitar mu. Kamu mungkin merasa malu, diangap lemah dan tidak bisa jika menunjukkan perasaan yang sebenarnya. Hal tersbeut berdampak pada diri mu yang nantinya akan enggan mencari dukungan dari teman terdekat bahkan keluarga. 

Baca juga: Alasan Mengapa Fenomena Job Hugging Semakin Marak Saat ini?

2. Menolak Emosi Negatif

Selalu memaksakan diri berpikir positif memang baik, namun menekannya dengan menghilangkan bahkan menolak adanya emosi negatif itu kesalahan juga. Karena saat kamu memaksakan untuk selalu berpikir positif, kamu akan jadi cenderung menekan emosi negatif kamu. Padhal menahan emosi negatif akan sulit memahami diri sendiri nantinya. 

3. Perasaan Harga Diri yang Menurun

Ketika tidak bisa mempertahankan kebahagiaaan yang palsu, akan membuat kamu merasa gagal dan tidak cukup baik. Ini akan membuat menurunkan rasa percaya dalam diri, dan harga diri pada diri mu. Bahkan hal ini akan memicu kecemasan sampai depresi. 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.