Angka Pengangguran di Garut Tinggi, Hanya 50% Tenaga Kerja Terserap dan Butuh Pelatihan Skill Dasar
Kabupaten Garut saat ini tengah menghadapi tantangan serius di sektor ketenagakerjaan. Data terbaru menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka di Garut masih berada di level yang mengkhawatirkan, menandakan perlunya intervensi cepat dan strategis dari berbagai pihak.
Fakta mencengangkan terungkap: dari seluruh angkatan kerja dan pencari kerja di Garut, hanya sekitar 50 persen saja yang berhasil terserap oleh dunia usaha dan industri. Lebih dari itu, setengah dari jumlah yang terserap ini pun masih memerlukan dukungan dan peningkatan kemampuan agar benar-benar siap bekerja.
Baca Juga: Redenominasi Rupiah: Wacana Lama yang Kembali Mencuat di Era Purbaya
Gap Skill Menjadi Sorotan Utama
Tingginya angka pengangguran ini tidak semata-mata disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan, melainkan juga adanya kesenjangan (gap) antara kualifikasi yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan riil dunia industri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Garut, dalam keterangannya, menyoroti bahwa banyak pencari kerja yang masuk ke dunia industri ternyata masih memerlukan pelatihan skill dasar sebelum dapat berkontribusi secara optimal.
"Banyak lulusan baru, bahkan yang memiliki ijazah, ternyata belum memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan perusahaan. Mereka butuh basic skill yang mendalam agar tidak hanya sekadar terserap, tetapi juga mampu bertahan dan berkarir," ujar beliau.
Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pendidikan dan pelatihan di Garut perlu diselaraskan secara lebih ketat dengan dinamika dan permintaan pasar kerja saat ini.
Solusi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Pemerintah Kabupaten Garut, melalui Disnakertrans, telah dan akan terus mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini:
-
Peningkatan Program Pelatihan (Vokasi): Mengintensifkan program pelatihan kerja yang fokus pada keterampilan yang paling dicari, seperti keahlian di bidang digital, hospitality (pariwisata), atau industri kreatif.
-
Kerja Sama dengan Industri: Memperkuat kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di Garut dan luar Garut untuk menyelenggarakan job fair serta program magang yang terstruktur dan berkualitas. Program magang ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi pencari kerja untuk menguasai skill dasar yang dibutuhkan.
-
Sertifikasi Kompetensi: Mendorong dan memfasilitasi sertifikasi kompetensi untuk angkatan kerja Garut, sehingga mereka memiliki pengakuan resmi atas kemampuan yang dimiliki.
-
Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK): Memaksimalkan peran BKK di sekolah-sekolah kejuruan (SMK) agar lulusan lebih mudah mendapatkan informasi dan akses pekerjaan.
Baca Juga: Siap Siaga Bencana: Anggaran BTT Garut Tersisa Rp7,5 Miliar Jelang Puncak Musim Hujan
Harapan untuk Masa Depan Ketenagakerjaan Garut
Dengan sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, diharapkan persentase penyerapan tenaga kerja di Garut dapat terus meningkat.
Penting bagi para pencari kerja, terutama generasi muda, untuk tidak hanya menunggu lowongan, tetapi juga proaktif dalam meningkatkan skill dan kompetensi diri melalui berbagai pelatihan yang tersedia. Masa depan ketenagakerjaan Garut terletak pada kualitas dan kesiapan angkatan kerjanya.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.