Beranda Tunangan vs Lamaran: Beda Tipis, Tapi Nggak Boleh Salah Paham!
ADVERTISEMENT

Tunangan vs Lamaran: Beda Tipis, Tapi Nggak Boleh Salah Paham!

14 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Tunangan vs Lamaran: Beda Tipis, Tapi Nggak Boleh Salah Paham! Source(pixabay)

Udah ngobrolin masa depan sama pacar? Pasti salah satu topik yang muncul adalah "tunangan" atau "lamaran".

Sekilas memang dua kata ini terdengar sama aja, sama-sama pakai cincin, sama-sama melibatkan keluarga, dan sama-sama jadi langkah serius sebelum nikah. Meskipun serupa, lamaran dan tunangan punya perbedaan yang penting banget. Kalau salah paham, bisa-bisa malah jadi drama.

Baca Juga: Kenapa Sih Kita Harus Menikah?

Tunangan: Komitmen "Berdua" yang Super Romantis

Tunangan, atau sering juga disebut bertunangan, adalah momen di mana kita dan pasangan saling berjanji untuk serius dan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Kata kuncinya di sini adalah janji berdua. Momen ini lebih bersifat personal dan jadi bukti keseriusan pasangan dengan kita.

Biasanya, tunangan itu diawali dengan salah satu pihak yang melamar pasangannya secara romantis. Mungkin sambil makan malam di restoran favorit, di tempat camping dengan pemandangan indah, atau di momen yang nggak terduga. Setelah lamaran diterima, barulah ada acara tukar cincin sebagai simbol ikatan.

Karakteristik Tunangan:

  • Lebih ke penegasan komitmen pribadi. Tunangan adalah tanda bahwa kita berdua sudah yakin untuk menikah.
  • Santai dan intim. Nggak harus pakai MC atau pidato formal yang panjang. Cukup dihadiri keluarga inti atau bahkan teman-teman terdekat.
  • Cincin tunangan jadi simbol utama. Cincin ini melambangkan janji dan harapan akan masa depan bersama.
  • Bisa kapan aja, bahkan jauh sebelum rencana pernikahan. Ada pasangan yang tunangan satu atau dua tahun sebelum nikah karena masih harus mengumpulkan dana atau menyelesaikan studi.

Lamaran: Meminta Izin dan Restu "Dua Keluarga"

Kalau tunangan lebih ke komitmen pribadi, nah kalau lamaran adalah langkah yang lebih formal dan melibatkan kedua keluarga secara resmi. Bukan lagi soal janji berdua, tapi soal persetujuan dan restu dari orang tua. Lamaran menjadi pintu gerbang sah sebelum benar-benar menikah.

Dalam tradisi Indonesia, lamaran adalah momen di mana pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan dengan membawa keluarga besar. Tujuannya adalah untuk secara resmi meminang anak perempuan mereka.

Karakteristik Lamaran

  • Murni untuk mendapatkan restu dan persetujuan dari orang tua. Ketika lamaran diterima, itu artinya kedua keluarga sudah resmi "mengikat" anak-anak mereka dan siap melangkah ke pernikahan.
  • Formal dan terstruktur. Ada perwakilan keluarga yang menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan. Pihak laki-laki biasanya membawa seserahan atau hantaran yang berisi barang-barang sebagai simbol keseriusan.
  • Seserahan yang dibawa menjadi simbol komitmen. Dalam beberapa tradisi, cincin lamaran juga diberikan pada momen ini, tapi bedanya cincin ini diberikan di hadapan keluarga besar.
  • Biasanya dilakukan dalam kurun waktu yang lebih dekat dengan hari-H pernikahan, misalnya tiga hingga enam bulan sebelumnya. Setelah lamaran, kedua keluarga akan mulai sibuk membahas detail pernikahan, seperti tanggal, gedung, dan lain-lain.

Baca Juga: Mitos Pernikahan Adat Sunda: Antara Kepercayaan dan Kearifan Lokal

Kenapa Sering Dianggap Sama dan Bagaimana Menentukannya?

Di era modern, banyak banget pasangan yang menggabungkan kedua acara ini jadi satu. Mereka menggelar acara lamaran yang sekaligus diisi dengan prosesi tukar cincin. Ini dilakukan untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Makanya, wajar kalau banyak Gen Z yang bingung.

Jadi, mau tunangan atau lamaran dulu? Itu kembali lagi ke kesepakatan kita, pasangan, dan keluarga. Kalau ingin momen yang romantis dan intim dulu sebelum ke tahap formal, tunangan bisa jadi pilihan. Tapi, kalau sudah mantap dan ingin langsung mendapat restu keluarga, langsung melamar adalah jalan terbaik.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.