Beranda Mitos Maung Bungkeuleukan, Penjaga Gunung Guntur Garut
ADVERTISEMENT

Mitos Maung Bungkeuleukan, Penjaga Gunung Guntur Garut

5 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Mitos Maung Bungkeuleukan, Penjaga Gunung Guntur Garut, Source: Instagram @ketemu_digunung

Maung Bungkeuleukan menjadi legenda mistis dari Gunung Guntur Garut, dipercaya sebagai harimau gaib penjaga alam yang penuh makna sejarah Sunda.

Gunung Guntur di Garut dikenal bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga terdapat misteri yang menyelimutinya. Salah satu legenda paling terkenal adalah Maung Bungkeuleukan, sosok harimau gaib yang konon mendiami kawasan gunung tersebut. Kisah ini menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat Sunda yang diwariskan secara turun-temurun serta masih dipercaya hingga saat ini.

Baca juga: Mitos Pernikahan Orang Sunda dan Jawa: Antara Sejarah dan Fakta

Asal-Usul Maung Bungkeuleukan

Istilah Maung Bungkeuleukan berasal dari dua kata Sunda, “maung” yang berarti harimau dan “bungkeuleukan” yang bermakna terlihat wujudnya. Dalam cerita rakyat, makhluk tersebut biasanya muncul secara tiba-tiba, seolah menampakkan diri kepada manusia di waktu tertentu. Sosoknya dipercaya sebagai penjaga Gunung Guntur yang menjaga keseimbangan alam dan spiritual di wilayah tersebut.

Menurut warga setempat, kisah ini hadir sejak Gunung Guntur mulai tenang dari aktivitas vulkaniknya. Seiring berjalannya waktu, legenda Maung Bungkeuleukan menjadi simbol kepercayaan masyarakat terhadap alam dan kekuatan gaib yang menjaga wilayah Garut dari gangguan.

Larangan Meniup Seruling di Gunung Guntur

Salah satu mitos yang masih dipercayai hingga sekarang adalah larangan meniup seruling di kawasan Gunung Guntur. Menurut cerita warga Kampung Bojong Masta, meniup seruling dipercaya dapat memanggil Maung Bungkeuleukan untuk muncul. Larangan tersebut diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bentuk penghormatan terhadap roh penjaga gunung.

Konon, larangan ini juga berkaitan dengan masa kelam pemberontakan DI/TII pada tahun 1960-an. Saat itu, penduduk diminta diam serta tidak membuat suara agar keberadaan pasukan DI/TII tidak terdeteksi. Seiring berjalannya waktu, larangan tersebut berubah menjadi mitos mistis tentang suara seruling yang bisa mengundang makhluk gaib penjaga gunung.

Antara Harimau Gaib dan Simbol Perlawanan

Banyak sejarawan percaya bahwa Maung Bungkeuleukan sebenarnya merupakan simbol perlawanan terhadap ketakutan dan ancaman di masa lalu. Cerita tentang harimau gaib ini mungkin berakar dari interpretasi masyarakat terhadap situasi sosial-politik, di mana kelompok DI/TII bergerilya di hutan seperti “harimau” yang tiba-tiba muncul dan menghilang.

Meskipun tidak tercatat dalam sejarah resmi Gunung Guntur, legenda ini tetap hidup di hati masyarakat Garut. Ia menjadi cerminan bagaimana mitos dan sejarah bisa saling terikat, menghadirkan pesan kehati-hatian sekaligus penghormatan terhadap alam dan leluhur.

Baca juga: Gunung Guntur: Gunung Berapi Aktif Dengan Panorama Mempesona

Jadi, Warginet, kisah Maung Bungkeuleukan bukan sekadar cerita mistis tentang harimau gaib, melainkan juga simbol sejarah dan kearifan lokal warga Garut. Di balik setiap legenda, tersimpan pesan agar manusia senantiasa menghormati alam serta memahami nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh para leluhur.

 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.