Presiden Soekarno dan Sepak Bola Part 1: Pengalaman Tidak Menyenangkan
Presiden ke-1 Soekarno mempunyai pengalaman dengan sepak bola yang mungkin tidak bisa dilupakan dan berkesan sampai saat ini dan berkaitan dengan orang Belanda
Olahraga sepak bola tidak selalu menggembirakan bagi Presiden Republik Indonesia pertama Sukarno. Sukarno sering dirundung oleh anak-anak Belanda di perkumpulan sepak bola ketika dia masih kecil di Mojokerto.
Presiden Soekarno dan Sepak Bola
Mereka tidak menginginkan main bersama di lapangan bareng anak pribumi, yaitu Sukarno. Anak-anak Belanda malah mengolok-olok Sukarno dengan nada rasis daripada bermain bersamanya.
“Anak-anak Belanda tidak pernah mau bermain dengan anak pribumi. Itu tidak mungkin dilakukan. Mereka adalah orang Barat yang putih seperti salju, yang murni, yang baik dan mereka memandang rendah kepadaku karena aku anak pribumi atau inlander. Bagiku klub sepakbola itu adalah pengalaman pahit yang tidak mungkin kulupakan,” tutur Sukarno dalam otobiografinya Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams.
Baca Juga: Dayo Kerajaan Sunda Terakhir Part I: Kemunculan dan Tanggapan Ridwan Kamil
Anak-anak Belanda selalu tidak memperbolehkan Soekarno untuk bermain bersamanya, karena orang-orang Belanda selalu memandang rendah Soekarno. Hal tersebut memberikan pengalaman yang tidak mengenakkan.
Tetapi, Sukarno tidak menunjukkan bahwa Beliau tidak memperhatikan kemajuan sepak bola nasional. Bung Karno juga ingin mengembangkan olahraga Indonesia, termasuk sepakbola, menurut Dimas Wahyu Indrajaya, seorang ahli sejarah sepakbola Indonesia. Salah satunya adalah pembangunan Lapangan Ikatan Atletik Jakarta (Ikada)
“Ikada itu pembangunannya karena keinginan dari Sukarno juga. Sebelumnya kan pada main bulakan, semacam lapangan biasa buat ngangon ternak. Nah, abis itu disulap jadi stadion, tapi lebih lumrah disebut Lapangan Ikada sih,” terang Dimas kepada Historia.id
Baca Juga: Dayo Kerajaan Sunda Terakhir Part II: Sunda Empire dan Rangga Sasana
Ikada awalnya bukan lapangan yang bisa dijadikan bermain sepak bola dengan nyaman dan profesional, melainkan awalnya lapangan untuk ngangon ternak. Setelah itu Soekarno membuatnya menjadi sebuah stadion.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.