Beranda Penelitian Tentang Kucing, Memiliki Detak Jantung yang Cepat
ADVERTISEMENT

Penelitian Tentang Kucing, Memiliki Detak Jantung yang Cepat

5 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Penelitian Tentang Kucing, Memiliki Detak Jantung yang Cepat (Freepik)

Terdapat reaksi atau respon ketika kucing memiliki hubungan kuat dengan pemiliknya atau orang didekatnya, ternyata ada ciri-ciri yang bisa mengetahuinya.

Kucing membentuk hubungan emosional yang kuat terhadap manusia, tetapi hanya sedikit yang diketahui mengenai hal tersebut,  kata Daniel Mills, spesialis perilaku hewan dari University of Lincoln.

Baca Juga: Terkuak! Rahasia Hidup Positif Bermula dari Mental Health

Penelitian Tentang Kucing

Penelitian ini menemukan lima jenis hubungan antara kucing dan pemiliknya, dimulai dari yang paling terbuka sampai yang paling intim, dan menemukan bahwa sekitar setengah dari hubungan tersebut mengindikasikan investasi emosional.

Penulis utama studi, Claire Ricci-Bonot, mengatakan bahwasanya ikatan tersebut sangat berkaitan terhadap masukan emosional pemilik dan tingkat kemandirian yang diberi pada kucing.

Menurut Live Science, seluruh hubungannya unik. Namun, mengingat banyaknya waktu yang dihabiskan bersama, maka percaya terhadap hubungan emosional antara kucing dan pemiliknya.

Hasil tersebut didukung oleh studi lain dari tahun 2019, yang menemukan bahwa memiliki hubungan yang kuat terhadap kucing membutuhkan semakin banyak usaha dari pemiliknya daripada memiliki anjing.

Sebuah penelitian yang lebih lama tahun 2008 menemukan bahwa kucing memiliki detak jantung yang semakin cepat ketika mereka bertemu terhadap orang yang mengikatnya. Peningkatan tersebut dianggap sebagai reaksi euforia atau kejutan.

Baca Juga: Rekomendasi Anime Movie Terpopuler yang Masih Relate di Tahun 2025

Unsur yang Memengaruhi Dekatnya Hubungan dengan Kucing

Ternyata kemampuan pemilik sangat penting guna ikatan yang sukses. Studi tahun 2021 menemukan bahwasanya manusia menarik kucing dikarenakan kemampuan mereka untuk membaca isyarat halus dan mengontrol jumlah interaksi yang dikehendaki.

Menurut Lauran Finka, spesialis perilaku kucing dari Nottingham Trent University, metode tersebut tidak melibatkan sentuhan. Kucing lebih menghindari interaksi paksa karena mereka tidak suka dipaksa dalam memperoleh perhatian.

Ini mungkin menjadi alasan mengapa kucing domestik, yang mulai berhubungan terhadap manusia sekitar 10.000 tahun lalu, sering dinyatakan cenderung mandiri daripada anjing yang didomestikasi jauh lebih awal sekitar 23.000 tahun lalu.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.