Beranda Apa Itu Brain Rot? Ternyata Ini yang Buat Otak Jadi Stuck dan Lamban
ADVERTISEMENT

Apa Itu Brain Rot? Ternyata Ini yang Buat Otak Jadi Stuck dan Lamban

10 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Apa Itu Brain Rot? Ternyata Ini yang Buat Otak Jadi Stuck dan Lamban. (Source: Freepik/@wavebreakmedia_micro)

Banyak dari kita merasa otak agak stuck, susah fokus, atau cepat merasa lelah saat menggunakan gadget, terutama ketika hanya scrolling sosial media. 

Istilah brain rot mulai banyak muncul untuk menggambarkan kondisi ini, bukan sebagai diagnosis klinis resmi, tetapi sebagai gambaran bagaimana konsumsi konten digital yang tidak menantang bisa membuat fungsi kognitif kita melambat.

Fenomena ini bukan hanya soal waktu layar yang panjang, tetapi juga tentang jenis konten, pola konsumsi, dan bagaimana otak turut dalam mode pasif yang akhirnya berdampak ke kemampuan berpikir, konsentrasi, dan pengolahan informasi. 

Secara ringkas, istilah brain rot merujuk pada penurunan fungsi mental atau intelektual yang terasa ataupun diduga akibat dari konsumsi berlebihan konten digital yang dianggap sepele, repetitif atau tidak menantang secara kognitif.

Meski bukan kondisi medis yang diakui secara resmi, banyak pakar menyebut bahwa pola konsumsi digital yang buruk bisa memicu gejala‐gejala seperti kelelahan mental, kelesuan berpikir, atau kabut otak.

Pakar di Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebut bahwa kebiasaan seperti doomscrolling yang terus‐menerus membaca berita negatif atau zombiescrolling dengan menggulir layar tanpa tujuan bisa menyebabkan mental fatigue yang berkaitan dengan brain rot.

Baca Juga: Penyebab Mata Kendutan Menurut Medis

Beberapa gejala yang sering muncul ketika seseorang mengalami kondisi yang bisa kita hubungkan dengan brain rot adalah sebagai berikut:

1. Sulit konsentrasi atau berpikir jernih

Konsumsi konten yang sangat cepat atau padat bisa melelahkan otak, membuat warginet sulit fokus.

2. Aktivitas yang dilakukan terasa kosong

Ketika otak hanya diberi hiburan pasif tanpa tantangan kognitif, fungsi‐fungsi seperti analisis, memori, dan pengambilan keputusan bisa melemah.

3. Kelelahan Mental dan tidak produktif

Ketika kinerja otak menurun, biasanya akan selalu merasa  lelah dan tidak bersemangat. Hal ini biasanya akan memicu tubuh untuk bermalas-malasan, sehingga tidak mau bergerak.

4. Tidak ada tujuan jelas

Wrginet akan merasa bimbang dan bingung karena tidak memiliki tujuan yang jelas, sehingga akan kehilangan arah untuk melangkah.

5. Menurunnya motivasi

Karena otak terbiasa pada rangsangan cepat dan mudah, aktivitas yang menuntut konsentrasi lebih lama jadi terasa berat.

Solusi: Bagaimana Mengatasi dan Mencegah Brain Rot

Baca Juga: Burnout Dalam Dunia Kerja, Begini Cara Mencegahnya

Meskipun istilah brain rot bukanlah diagnosis medis resmi, pola‐polanya nyata dan kita bisa melakukan langkah konkret untuk mencegah atau mengurangi dampaknya. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Batasi waktu konsumsi konten digital pasif

Coba atur batas waktu harian untuk aktivitas seperti scrolling media sosial atau menonton video tanpa tujuan. Alihkan perhatian ke aktivitas yang lebih menuntut perhatian seperti baca buku, dengar podcast yang berbobot, atau lakukan hobi fisik.

2. Pilih konten yang menantang dan bermakna

Alih‐alih hanya menonton klip pendek yang berulang atau memes, usahakan konsumsi konten yang memprovokasi pemikiran, diskusi, atau refleksi. Gunakan waktu layar untuk belajar atau eksperimen kreatif.

3. Istirahat otak dengan cukup tidur dan detoks digital

Kelelahan otak makin parah kalau disertai kurang tidur atau terlalu banyak layar menjelang malam. Coba sesi bebas gawai menjelang tidur atau setelah bangun. Sebuah saran praktis: jangan langsung membuka ponsel setelah bangun.

4. Aktivitas fisik dan lingkungan yang sehat

Beranjak dari layar untuk bergerak seperti jalan kaki singkat, aktivitas ringan di luar ruangan bisa membantu merefresh otak. Mengubah lingkungan digital: misalnya matikan notifikasi yang tidak penting, atau atur mode gelap atau abu‐abu agar rangsangan tidak terlalu memikat.

5. Latihan fokus dan keterlibatan sadar (mindfulness)

Praktik‐praktik seperti meditasi, teknik pernapasan, atau brain dump dengan menuliskan semua pikiran sebelum tidur, bisa membantu otak pulih. Saat menggunakan media sosial atau video, coba lakukan dengan sadar dan mempertanyakan kepada diri sendiri mengapa warginet melihat unggahan itu? Apakah warginet mendapat manfaat atau hanya menghabiskan waktu saja?

Jadi, saat wargiet merasa otak agak melambat, sering tergoda untuk sekadar scroll tanpa tujuan, atau sulit melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi, mungkin saatnya mempertimbangkan hal ini.

Meskipun bukan istilah medis resmi, banyak pakar sepakat bahwa kebiasaan digital tertentu bisa membawa dampak nyata terhadap performa mental kita. Dengan menerapkan langkah‐langkah di atas, warginet bisa lebih proaktif menjaga kesehatan otak dan tetap produktif di era digital.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.