Beranda 15 Contoh Paribasa Sunda dan Maknanya (Part 2)
ADVERTISEMENT

15 Contoh Paribasa Sunda dan Maknanya (Part 2)

16 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
15 Contoh Paribasa Sunda dan Maknanya (Part 2). (Source: Pixabay/@hugswuarter)

Paribasa Sunda merupakan pepatah atau ungkapan tradisional Sunda yang kaya akan makna tersembunyi, nasihat, dan kearifan lokal yang bisa dijadikan pedoman hidup sehari-hari. 

Dalam bahasa Sunda, paribasa sunda bukan sekadar kalimat biasa di mana susunannya sudah tetap, tidak bisa diubah seenaknya, dan mengandung kiasan yang mendalam. 

Banyak media daring dan literatur bahasa Sunda mencatat ratusan paribasa Sunda yang masih relevan hingga kini. Misalnya, Detik dalam laman artikelnya yang mencatat banyak ungkapan klasik yang masih dipakai secara turun‑temurun.  

Paribasa dikategorikan menjadi tiga jenis utama seperti paribasa wawaran yang mengungkapkan pengalaman umum, paribasa pangjurung laku hade yang memotivasi berperilaku baik, dan paribasa panyaram lampah salah yang mencegah tindakan buruk. 

Dalam seri bagian kedua ini, kita akan membagikan 15 contoh paribasa Sunda berikut maknanya yang bisa warginet pahami dan gunakan dalam keseharian.

Baca Juga: Apa Kabar Mangle? Majalah Bahasa Sunda yang Tersisa

Paribasa Sunda dan Maknanya

1. Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala sajeungkal

Makna: Hidup harus berhati‑hati dan penuh perhitungan (mengambil sedikit demi sedikit ke depan dan ke belakang).

2. Ulah pupulur méméh mantun

Makna: Jangan meminta upah/imbalan sebelum pekerjaan dilakukan.

3. Ulah meungpeun carang ku ayakan

Makna: Jangan berpura‑pura tidak tahu hanya untuk membiarkan kesalahan atau keburukan berlangsung. 

4. Ulah cul dogdog tinggal igel

Makna: Jangan meninggalkan pekerjaan tetap untuk pekerjaan yang tidak jelas penghasilannya.

5. Tiis ceuli herang mata

Makna: Mendengar dengan tenang, melihat dengan jernih artinya agar selalu bersikap tenang dan tidak mudah terpancing emosi atau pengaruh buruk.

6. Kudu bisa mihapekeun maneh

Makna: Harus bisa menitipkan diri artinya kita harus bisa menempatkan diri agar disukai orang dan dapat diterima di mana pun.

7. Abong biwir teu diwengku

Makna: Seseorang yang bicaranya tidak diatur, asal ngomong sembarangan.

8. Hade ku omong goreng ku omong

Makna: Sesuatu bisa dikatakan baik atau buruk karena perkataan kita memiliki omongan punya pengaruh besar terhadap penilaian orang.

Baca Juga: Kosakata Panggilan dalam Bahasa Sunda dari Halus hingga Kasar

9. Ulah ngalajur nafsu

Makna: Jangan mengikuti keinginan sesaat tanpa berpikir panjang.

10. Ka luhur sieun ku gugur, ka handap sieun ku cacing

Makna: Suka takut kepada hal besar atau hal kecil yang merupakan ilustrasi jiwa yang selalu dibelenggu rasa takut sehingga sulit berkembang.

11. Neukteuk curuk dina pingping

Makna: Menyebut kejelekan atau aib keluarga sendiri ke orang luar dengan tindakan yang sebaiknya dihindari karena bisa merugikan kehormatan.

12. Mapatahan ngojay ka meri

Makna: Memberi petunjuk/nasihat kepada seseorang yang memang sudah ahli dalam sindiran bahwa kita tidak usah mengajari yang sudah paham.

13. Mapatahan naik ka monyet

Makna: Sama seperti mapatahan ngojay ka meri yang memberi petunjuk kepada yang sudah mampu atau ahli.

14. Dibéré sabuku ménta sajeungkal, dibéré sajeungkal ménta sadeupa

Makna: Diberi sedikit minta lebih banyak ungkapan kepada orang yang kurang tahu diri.

15. Banda sesampiran nyawa gagaduhan

Makna: Harta benda hanya hiasan, nyawa adalah pemberian yang mengingatkan agar kita tidak terlalu mencintai harta hingga melupakan hal yang hakiki.

Paribasa Sunda berfungsi untuk menasehati, menyindir, memberi motivasi, atau menyampaikan norma moral dalam bentuk yang halus namun padat. Paribasa tergolong sebagai pakeman basa yang artinya ungkapan yang sudah baku bentuknya dan tidak boleh diubah susunan kata maupun maknanya.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.