Beranda Sunda Empire: Sejarah Fiksi atau Gerakan Serius?
ADVERTISEMENT

Sunda Empire: Sejarah Fiksi atau Gerakan Serius?

1 minggu yang lalu - waktu baca 3 menit
Sunda Empire: Sejarah Fiksi atau Gerakan Serius? (Ilustrasi: Freepik)

Sunda Empire hadir dengan klaim kekuasaan global. Apakah ini sejarah alternatif atau sekadar ilusi?

Awal tahun 2020 publik Indonesia dikejutkan oleh kemunculan kelompok yang menamakan diri Sunda Empire. Dengan menyatakan diri sebagai kekaisaran dunia, kelompok ini membuat klaim mengejutkan: Mereka menyatakan memiliki wewenang lebih tinggi dari organisasi internasional seperti PBB, NATO, bahkan Vatikan.

Pernyataan-pernyataan tersebut terasa tak masuk akal bagi banyak orang. Namun di sisi lain, beberapa pihak melihat kemunculan Sunda Empire sebagai bentuk narasi sejarah alternatif yang, meski kontroversial, layak untuk dicermati secara kritis.

Tokoh utamanya, Rangga Sasana, memperkenalkan dirinya sebagai Sekretaris Jenderal Sunda Empire. Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan bahwa kekaisaran ini merupakan penerus kejayaan masa lalu yang jejaknya diklaim telah ada sejak era Alexander Agung.

Ia bahkan menyebut kekaisaran ini sebagai pemilik otoritas atas negara-negara besar dunia, seperti Amerika Serikat dan Inggris, melalui entitas bernama trusty bank, sebuah lembaga yang disebut-sebut sebagai pengelola harta kekaisaran global.

Baca Juga: Bahasa Sunda Jadi Warisan Budaya yang Berpotensi Mendunia

Klaim Tanpa Jejak Historis

Sunda Empire tidak hanya menyampaikan klaim verbal. Kelompok ini juga mengaku memiliki dokumen-dokumen penting seperti Treaty of Versailles dan Green Hilton Agreement, yang menurut mereka menjadi bukti posisi strategis Indonesia dalam ekonomi dunia.

Namun, hingga kini belum ada pakar sejarah atau hukum internasional yang dapat memverifikasi keabsahan dokumen-dokumen tersebut.

Sejumlah akademisi telah menanggapi isu ini dengan skeptis. Mereka menyatakan bahwa tidak ditemukan bukti historis maupun hukum yang mendukung keberadaan Sunda Empire sebagai kekuatan global.

Meski demikian, pesona narasi megah mereka sempat menyedot perhatian publik dan membuat beberapa tokoh ikut mencoba menelusuri lebih lanjut tentang organisasi ini.

Menyentuh Imajinasi Kolektif

Nama Sunda Empire diduga mencoba menghubungkan diri dengan Kerajaan Sunda kuno yang pernah berjaya di Tatar Pasundan. Dalam catatan sejarah, kerajaan ini memang dikenal dan sempat bersinggungan dengan kerajaan besar lain seperti Majapahit. Namun tidak ada bukti bahwa pengaruh mereka pernah meluas hingga tingkat global seperti yang diklaim oleh kelompok ini.

Ada pula teori-teori sejarah alternatif yang berupaya menjelaskan kemungkinan adanya kekuatan maritim besar di Nusantara yang luput dari dokumentasi kolonial. Apakah Sunda Empire mewakili warisan sejarah yang terlupakan, atau hanya fiksi yang dibalut jargon historis dan geopolitik?

Baca Juga: 5 Fakta Unik Orang Sunda, Salah Satunya Gak Bisa Nyebutin F!

Antara Kritik Sosial dan Era Disinformasi

Fenomena ini oleh sebagian kalangan dianggap sebagai bagian dari narasi tandingan terhadap sejarah arus utama, sebuah bentuk historiografi kontra. Dalam sudut pandang ini, Sunda Empire mencerminkan kerinduan kolektif akan masa keemasan, sekaligus bentuk protes terhadap kenyataan sosial-politik masa kini.

Di era post-truth, ketika emosi dan opini lebih berpengaruh ketimbang fakta, narasi seperti Sunda Empire dengan mudah mendapat tempat. Apalagi jika dibumbui dengan istilah akademis, klaim-klaim besar, dan kesan global yang megah.

Membangun Ruang Kritik Sejarah

Apakah Sunda Empire semata aksi teatrikal, ataukah ia menyimpan isyarat sosial yang lebih dalam? Terlepas dari kebenaran klaimnya, kehadiran kelompok ini menantang kita untuk membuka ruang diskusi baru tentang bagaimana sejarah dibentuk, siapa yang berhak mengklaimnya, dan bagaimana ia dipahami oleh masyarakat.

Alih-alih menolak mentah-mentah atau menertawakan, narasi seperti Sunda Empire justru bisa menjadi pintu masuk untuk mengevaluasi ulang hubungan kita dengan sejarah, identitas, dan otoritas dalam menyusun narasi besar tentang bangsa dan dunia.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.