Beranda Sorotan Serius: Rentetan Kasus Keracunan Program 'Makan Bergizi Gratis' Terus Berulang, Garut Salah Satunya
ADVERTISEMENT

Sorotan Serius: Rentetan Kasus Keracunan Program 'Makan Bergizi Gratis' Terus Berulang, Garut Salah Satunya

3 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Sorotan Serius: Rentetan Kasus Keracunan Program 'Makan Bergizi Gratis' Terus Berulang, Garut Salah Satunya (Source: Istimewa)

Program "Makan Bergizi Gratis" (MBG) yang digagas pemerintah kembali menuai sorotan tajam setelah serangkaian kasus keracunan massal menimpa ratusan pelajar di berbagai wilayah Indonesia dalam waktu yang berdekatan. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai standar keamanan dan kualitas makanan yang disalurkan melalui program unggulan ini.

Baca Juga: 569 Pelajar di Garut Keracunan, Diduga Akibat Menu "Makan Bergizi Gratis"

Gelombang Keracunan dari Garut hingga Banggai

Dalam waktu singkat, laporan keracunan beruntun datang dari berbagai daerah. Salah satu yang paling disorot adalah insiden di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menimpa 569 pelajar di Kecamatan Kadungora.

Para korban, yang berasal dari empat sekolah berbeda, mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG pada hari Selasa, 16 September 2025. Pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan Garut telah mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium, guna memastikan penyebab pasti keracunan.

Tak hanya di Garut, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Pada 17 September 2025, sebanyak 251 siswa dari sekolah dasar hingga menengah atas dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Trikora Salakan. Keracunan ini diduga berasal dari olahan ikan cakalang yang tidak layak konsumsi.

Di hari yang sama, 150 siswa di Garut juga dilaporkan keracunan. Gejala serupa, yakni sakit perut, melanda para pelajar tak lama setelah mereka menyantap sajian dari program ini.

Daftar korban semakin panjang dengan kasus yang terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, pada 27 Agustus 2025. Sebanyak 427 siswa dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD hingga SD, mengalami gejala mual, muntah, dan lemas setelah mengonsumsi hidangan MBG.

Baca Juga: Melihat Gaji, Tunjangan, hingga Dana Operasional Gubernur dan Wagub Jabar

Pola Berulang yang Mengkhawatirkan

Rentetan kasus keracunan ini menunjukkan adanya pola yang mengkhawatirkan. Menurut data yang dihimpun oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef), lebih dari 4.000 siswa telah menjadi korban keracunan MBG sepanjang delapan bulan terakhir. Kejadian serupa juga dilaporkan di wilayah lain, seperti di Kupang, NTT, dan Cianjur, Jawa Barat, yang menambah daftar panjang korban.

Para ahli gizi dan anggota parlemen mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi besar-besaran terhadap program ini. Dosen Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pramudya Kurnia, S.T.P., M.Agr., menyayangkan insiden yang berulang dan mendorong pemerintah melibatkan Dinas Kesehatan di seluruh daerah untuk pengawasan.

Sementara itu, Ketua Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengakui bahwa kasus keracunan masih terjadi. Ia menyebut perlunya "audit pangan" yang melibatkan ahli gizi, sanitarian, dan epidemiolog untuk memastikan setiap mata rantai pasokan makanan memenuhi standar keamanan.

Rentetan kasus keracunan ini menjadi alarm serius bagi pemerintah dan masyarakat. Tanpa evaluasi dan perbaikan sistem yang menyeluruh, program yang seharusnya membawa manfaat justru dapat menimbulkan risiko kesehatan yang fatal bagi generasi muda.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.