Gerakan Antipajak dan Aksi Perlawanan Revolusioner
Gerakan Antipajak menjadi simbol perlawanan rakyat sepanjang sejarah, dari Romawi, Boston Tea Party, hingga era digital yang mengguncang kekuasaan.
Gerakan antipajak bukan sekadar penolakan bayar pajak, melainkan simbol perlawanan atas ketidakadilan. Sepanjang sejarah, berbagai aksi hadir dengan motif yang berbeda, tetapi targetnya sama yaitu menggugat keadilan dan legalitas kekuasaan.
Baca juga: Mesir Jadi Negara Pertama yang Akui Kemerdekaan Indonesia
Titik Patah Feodalisme
Sejarah merekam aksi antipajak sudah terjadi sejak zaman Romawi, termasuk perlawanan di Yudea yang dipimpin Judas dari Galilea. Ketidakadilan dalam pungutan sering menimbulkan kerusuhan, bahkan menciptakan kebijakan baru akibat desakan rakyat.
Di Inggris, puncak perlawanan terjadi pada abad ke-13 lewat Magna Carta. Rakyat menolak pajak sewenang-wenang Raja John, hingga lahir aturan bahwa pajak besar harus diterima dewan. Meski awalnya untuk elit feodal, preseden ini berpengaruh panjang.
Antipajak Melawan Kolonialisme
Di India, Mahatma Gandhi memimpin perlawanan pajak dengan cara damai melalui Salt March tahun 1930. Ribuan orang ikut menentang pajak garam Inggris, membuktikan bahwa pembangkangan sipil bisa mengguncang fondasi kekuasaan kolonial.
Sementara di Jawa Tengah, gerakan Samin menolak membayar pajak Belanda karena menganggap tanah dan sumber daya adalah milik bersama. Sikap ngeyel para pengikut Samin membuat pemerintah kolonial frustasi menghadapi penolakan tanpa kekerasan.
Gerakan Modern dan Era Digital
Gerakan antipajak juga hadir di zaman modern, seperti gerakan Gilets Jaunes di Prancis serta gelombang perlawanan di Amerika Serikat. Aktivitas semacam ini biasanya dipicu isu ketidakadilan dan representasi politik dalam sistem perpajakan.
Di Indonesia, muncul tagar #StopBayarPajak pada 2023 yang didorong kasus pejabat pajak. Aktivitas virtual ini membuktikan bagaimana perlawanan rakyat tetap relevan, bahkan dapat berkembang dalam bentuk digital di masa media sosial.
Baca juga: Jejak Charlie Chaplin Saat Singgah di Garut
Nah Warginet, perjalanan panjang gerakan antipajak menunjukkan bahwa pajak selalu menjadi isu sensitif antara rakyat dan juga penguasa. Dari perlawanan feodal hingga tagar digital, suara rakyat mampu menggetarkan kekuasaan dan mengubah sejarah.
Source: tirto.id
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.